window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag('js', new Date()); gtag('config', 'UA-142999227-1'); Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk - PUSAKA AMPUH CAKRA ALAM | PEMAHARAN BENDA BERTUAH

Pemaharan Benda Bertuah dan Pusat Konsultasi bersama Abah Cakra Alam yang kami sajikan diantara lain adalah Pengisian jarak jauh,Pasang susuk,Pelet lawan jenis, Pelet sesama jenis, Masalah Rumah Tangga, Jabatan, serta menawarkan peminangan seperti Keris, Minyak Azmak, Batu Akik, Batu Permata, Batu berkhodam, Keris berkhodam, Keghoiban, Pemagaran Rumah, Pemagaran Toko, Pemagaran Badan, Pelaris dagang, Pemasangan susuk jarak jauh atau dekat, Kekebalan, Pesugihan, Kebatinan, Pembuka mata batin, Pengaktifan Sedulur Papat Pancer Limo, dan masih banyak lagi lainnya.
semoga anda berjodoh dengan apa yang anda inginkan Melalui Abah Cakra Alam,dan menjadi seduluran yang panjang serta bermanfaat bagi anda juga orang lain. terima kasih.

Jangan pernah menilai barang atau benda pusaka hanya dari fisik luar. Anda tak akan pernah tahu isi manfaat benda bertuah. Anda hanya bisa menebaknya. Dan tebakanya bisa saja salah.
Jika Anda menilai Benda pusaka atau bertuah hanya dari penampilannya, Anda akan kehilangan banyak kesempatan memiliki/meminang barang tersebut yang sangat bermanfaat.

Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk 

 Mungkin awalnya sebuah keris hanyalah menjadi sebuah senjata tikam dan sabet. Tetapi kemudian orang membuat keris memiliki kegaiban di dalamnya, menjadi senjata yang berbeda dengan jenis senjata lain, memiliki suatu kegaiban sebagai senjata tarung sekaligus sebagai alat keselamatan dari serangan gaib.

Seiring perkembangan jaman, keris, di pulau Jawa khususnya, memiliki tahapan / jaman yang mempengaruhi bentuk keris. Selain faktor kegaibannya, sebuah keris berkembang menjadi lambang derajat pemiliknya, lebih dari sekedar senjata tarung / perang, yang dibuat khusus oleh empu pembuatnya untuk si pemilik keris.

Sejak jaman purbakala hingga saat ini keris menemukan bentuknya yang bermacam-macam dan penuh dengan makna spiritual yang dalam dibalik pembuatannya. Orang-orang jaman sekarang akan semakin rumit bila mempelajari keris secara satu per satu, karena memang banyak sekali terkandung makna di dalam masing-masing keris.
Pada jaman sekarang, komunitas perkerisan lebih suka menjelaskan perkerisan dengan cara mempelajari bentuk-bentuk fisik keris, seperti dengan pengamatan pada fisik dapur keris, luk, pamor keris, dsb. Kita juga dapat mempelajarinya dengan membaca buku-buku perkerisan, walaupun tetap perlu adanya penjelasan dari orang yang lebih mengerti tentang perkerisan.
Secara umum orang berpendapat bahwa ada suatu trend / pakem pembuatan keris yang diikuti oleh para empu dalam membuat keris, sehingga dianggap dari bentuk-bentuk fisik kerisnya dapat diketahui kapan keris itu dibuat, juga dapat diketahui fungsi / tuahnya. Dengan kata lain, orang berpendapat bahwa mereka dapat menilai sebuah keris dengan cara mempelajari pakem tertentu yang diikuti oleh para empu pada jamannya masing-masing dalam membuat keris.

Pada dasarnya pada awalnya keris-keris dibuat adalah untuk menunjang kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan manusia pemiliknya. Penggunaannya digenggam diasumsikan sama dengan kepanjangan tangan, sehingga bentuknya agak besar dan panjang. Keris-keris yang bentuknya agak kecil dan lebih pendek dari keris-keris yang umum biasanya dulunya dibuat untuk orang perempuan, biasanya untuk istri bangsawan, dan untuk rohaniwan dan para sesepuh masyarakat.
Dari bentuknya, secara garis besarnya, ada 2 macam jenis keris, yaitu keris lurus dan keris ber-luk (lekuk).
Sebagai senjata fisik, keris lurus berfungsi murni sebagai senjata tusuk dan sabet, menjadi senjata yang diandalkan untuk menusuk dan merobek tubuh lawannya. Dan seperti kebanyakan senjata tarung lainnya, racun pada keris (warangan keris) akan sangat menyakiti lawan dan bahkan bisa membunuhnya, walaupun hanya tergores sedikit saja.
Tidak demikian dengan keris ber-luk. Keris ber-luk, selain sebagai senjata tusuk dan sabet, bentuk luk-nya juga berguna dalam menahan dan menangkis senjata lawan, tidak mudah patah bila berbenturan menangkis senjata lawan, dan menghasilkan luka yang lebih lebar dan lebih parah bila berhasil menusuk lawan. Yang terakhir ini sering tidak disadari oleh kebanyakan orang, karena secara filosofis jawa, hal demikian memang tidak pantas diutarakan. Jadi oleh empu pembuatnya, bentuk luk keris memang sengaja dibuat dengan tujuan lain yang tersembunyi, bukan hanya sebagai bentuk pemanis. Selain itu, bentuk luk keris juga menjadi pakem untuk menunjukkan makna spiritual kerisnya.
Bentuk keris, lurus ataupun ber-luk, dapur keris dan pamor keris (pamor yang sengaja dibuat, bukan yang terjadi dengan sendirinya dalam proses penempaan logam keris), selain menggambarkan jatidiri keris itu sendiri, juga oleh empunya dibuat untuk menggambarkan jatidiri / kepribadian si manusia pemilik keris (si manusia pertama pemilik keris).
Berbagai jenis keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bernilai pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan menjadi senjata pamungkas dalam penggunaannya. Dalam tulisan ini Penulis ingin menjelaskan sisi spiritual dari masing-masing bentuk luk keris yang mungkin kita memiliki salah satunya, sbb : 

Keris Lurus

Jenis keris lurus adalah jenis yang sederhana dalam bentuknya pada awalnya. Namun seiring perkembangan jaman bentuk lurusnya tidak lagi sederhana, karena dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor, dapur keris dan hiasan, seperti pamor udan mas dan melati rinonce.
Dalam kategori keris lurus termasuk juga pusaka lain yang bentuknya tidak mirip keris, tetapi dimasukkan dalam kategoti keris, seperti keris berdapurbanyak angrem, keris dapur semaran atau keris yang berbentuk gunungan.

Jenis keris lurus mengandung sisi spiritual dalam pembuatannya sebagai lambang kelurusan hati, kepercayaan diri dan mental yang kuat, keteguhan hati pada tujuan dan sarana pemujaan kepada Sang Pencipta. Sesuai sifat kerisnya itu, si pemilik keris diharapkan selalu menjaga kelurusan dan keteguhan hati, tekun beribadah, menjaga moral dan budi pekerti dan sikap ksatria.
Keris lurus juga diidentikkan sebagai lambang ksatria, ketulusan hati dan sikap setia pada tanggung jawab, dan menjadi sarana doa untuk menundukkan keilmuan orang-orang jahat, untuk membela kebenaran dan orang-orang yang tertindas. Banyak ksatria jaman dulu yang lebih memilih keris lurus daripada keris ber-luk.
Dalam ritual-ritual pemujaan, selain si pemilik beribadah kepada Yang Maha Kuasa, keris itupun diberi sesaji dan doa sebagai sarana menyatukan kebatinan, menjadi satu kesatuan kebatinan supaya doa-doa sang pemilik keris, bersama kerisnya, dapat sampai kepada Yang Dipuja. Bagi pemiliknya, keris lurus berguna, selain sebagai senjata dan pusaka, juga menjadi sarana untuk membantu dalam kerohanian.

  Pada masanya, keris bukan hanya menjadi senjata ataupun pusaka, tetapi juga dianggap sebagai 'berkah' (wahyu) dari dewa kepada sang pemilik keris, sesuai agama manusia pada masa itu. Karena itulah sang pemilik keris akan benar-benar menjaga dan memelihara kerisnya, bahkan juga akan meng-"keramat"-kannya, lebih daripada sekedar senjata atau pun jimat.

Pada jaman sekarang ini, dibandingkan jenis keris ber-luk, biasanya jenis keris lurus masih memberikan satu rangkaian tuah yang lengkap. Rangkaian kesatuan tuah yang lengkap ini jarang sekali didapatkan dari keris-keris ber-luk pada jaman sekarang ini. Dalam pemeliharaannya, dibandingkan keris ber-luk,biasanya keris lurus lebih banyak menuntut untuk sering diberi sesaji. 

Biasanya ketajaman energi gaib keris lurus dapat dirasakan ketika ujung kerisnya diarahkan kepada seseorang. Secara umum, walaupun bentuknya lebih sederhana, namun keris lurus memiliki kegaiban dan wibawa yang lebih kuat dan lebih wingit  dibandingkan keris ber-luk. Selain itu, karena wibawa kegaibannya yang kuat, banyak keris lurus, terutama yang dulunya dibuat di Jawa Tengah, sebenarnya adalah  Keris Tindih.

 Keris Luk 1.
Dalam pembuatannya, keris ber-luk 1 memiliki makna sebagai sarana untuk membantu pemiliknya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan membantu supaya keinginan-keinginan si pemilik dapat lebih cepat tercapai, misalnya keinginan dalam hal kekuasaan, kepangkatan dan derajat.
Angka 1 merupakan lambang harapan dan karunia kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan. Dibandingkan keris lurus, keris ber-luk 1 lebih menandakan kekuatan hasrat duniawi manusia yang ingin dicapai.
Biasanya keris ber-luk 1 mengeluarkan hawa aura yang agak panas dan sifat energi yang tajam. Kebanyakan dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan dan wibawa.

Keris luk 3
 Makna spiritual dalam pembuatan keris ber-luk 1 dan 3 hampir sama, yaitu sebagai lambang kedekatan manusia dengan Sang Pencipta, dan juga sebagai sarana membantu mempercepat tercapainya keinginan-keinginan  sang pemilik keris.
Dibandingkan keris ber-luk 1, keris ber-luk 3 lebih menonjolkan keseimbangan antara kehidupan kerohanian dan duniawi manusia, keseimbangan antara sisi spiritual dan jasmani, kemapanan duniawi dan batin dalam menjalani kehidupan di dunia. 

Dibandingkan keris ber-luk 1,  kegaiban di dalam keris ber-luk 3 lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi psikologis si manusia pemilik keris. Hawa aura energinya juga biasanya lebih halus dan lembut.

Keris Luk 5

 Contoh keris pulanggeni luk 5.

Pada jaman kerajaan dahulu di jawa, keris-keris ber-luk 5 hanya boleh dimiliki oleh raja, pangeran dan keluarga raja, dan para bangsawan yang memiliki kekerabatan atau memiliki garis keturunan raja, bupati dan adipati. Selain mereka, tidak ada orang lain yang boleh memiliki atau menyimpan keris ber-luk 5.

Demikianlah aturan yang berlaku di masyarakat perkerisan jaman dulu. Keris ber-luk 5 hanya boleh dimiliki oleh orang-orang keturunan raja dan bangsawan kerabat kerajaan, memiliki kemapanan sosial dan menjadi pemimpin di masyarakat. Dengan kata lain, keris ber-luk 5 disebut juga Keris Keningratan.
Biasanya keris-keris ber-luk 5 dibuat untuk tujuan memberikan tuah yang menunjang wibawa kekuasaandan supaya pemiliknya dicintai / dihormati banyak orang. Keris-keris jenis ini diciptakan untuk menjaga wibawa dan karisma keagungan kebangsawanan / keningratan, dihormati dan dicintai rakyat / bawahan, dan menyediakan kesaktian yang diperlukan untuk menjaga wibawa kebangsawanan itu.


Selain keris-keris ber luk 5, yang tergolong dalam jenis keris keningratan adalah pusaka-pusaka yang dahulu menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten, yang hanya patut dimiliki oleh seorang raja, adipati, dan bupati jaman dulu atau keturunan mereka yang masih membawa sifat-sifat dan derajat leluhurnya itu. Selain itu, yang tergolong dalam jenis keris keningratan adalah keris-keris berdapur nagasasra yang hanya patut dimiliki oleh seorang raja dan anggota keluarga raja, dan keris-keris berdapur singa barong untuk kelas di bawahnya, yaitu untuk adipati / bupati dan keluarganya.
Sesuai tujuan awal pembuatannya yang hanya untuk dimiliki oleh kalangan ningrat, pada jaman sekarang pun keris-keris ber-luk 5 mengsyaratkan manusia pemiliknya adalah seorang keturunan bangsawan. Jika pemiliknya adalah orang yang tidak memiliki garis keturunan bangsawan, maka keris-keris itu hanya akan diam saja, pasif, tidak memberikan tuahnya.

Pada jaman sekarang jenis keris keningratan ini masih memberikan satu rangkaian tuah yang lengkap, yaitu tuah kesaktian dan wibawa kekuasaan, jika, dan hanya jika, keris-keris itu dimiliki oleh orang-orang yang sesuai dengan tuntutan kerisnya.

 Keris-keris yang bertuah keningratan dan kebangsawanan, misalnyakeris-keris ber-luk 5, keris berdapur nagasasra atau singa barong, mengsyaratkan seorang pemilik yang memiliki garis keturunan ningrat / bangsawan, sesuai tujuan keris itu diciptakan. Keris-keris itu akan menjadikan manusia pemiliknya tampak elegan, berwibawa dan penuh karisma keagungan. Jika sudah terjadi keselarasan, keris-keris itu akan membantu mengangkat derajat pemiliknya kepada derajat yang tinggi dan kemuliaan.
Tetapi jika persyaratan kondisi status pemiliknya tidak terpenuhi, maka keris-keris itu hanya akan diam saja, pasif, tidak akan memberikan tuahnya dan tidak menunjukkan penyatuannya, karena pribadi pemiliknya tidak sesuai dengan peruntukkan kerisnya.

Keris-keris ber-luk 5 dan keris-keris keningratan lainnya, biasanya hanya akan diam saja, pasif, tidak memberikan tuahnya dan tidak menunjukkan penyatuannya dengan pemiliknya jika si pemilik keris bukan keturunan ningrat dan tidak menghargai keningratan. Kondisi tersebut menjadikan keris-keris ber-luk 5 dan keris-keris keningratan lainnya sebagai keris-keris khusus yang tidak semua orang cocok memilikinya dan tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari keris-keris itu.

Biasanya keris-keris ber-luk 5 lebih banyak menuntut untuk diberi sesaji dibandingkan keris lurus dan keris ber-luk lainnya. 

Keris Luk 7

Angka 7 adalah lambang kesempurnaan illahi.
Keris ber-luk 7 terutama diperuntukkan bagi orang-orang yang menganggap hidup keduniawiannya sudah sempurna, sudah cukup, sudah tidak lagi mengejar keduniawian untuk kemudian lebih menekuni hidup kerohanian.
Keris ber-luk 7 dibuat untuk tujuan kemapanan kerohanian / kesepuhan, dimaksudkan untuk dimiliki oleh raja atau keluarga raja yang sudah matang dalam usia dan psikologis atau yang sudah mandito dan untuk para tokohkesepuhan di masyarakat.

Keris Luk 9

Keris ber-luk 9 juga dibuat untuk tujuan kemapanan kerohanian dan kesepuhan. Dikhususkan untuk dimiliki oleh para pandita atau panembahan dan para sesepuh masyarakat.
Selain memberikan tuah keselamatan, kerohanian, keilmuan dan perbawa kesepuhan, jenis keris ini biasanya mengeluarkan hawa aura yang sejuk.

Contoh Keris dapur Nagasasra luk 11. 

 Keris ber-luk 11, mungkin awalnya dibuat untuk mendobrak kemapanan / pakem pembuatan keris pada jamannya, mengingat angka 11 tidak mempunyai makna tertentu dalam budaya jawa.
Keris ber-luk 11 biasanya memiliki pembawaan yang teduh, tidak angker, tetapi dibalik keteduhan itu terkandung suatu energi gaib yang tajam yang siap menembus pertahanan perisai gaib lawan.

Contoh keris ber-luk 11 adalah Keris Sabuk Inten dan Keris Sengkelat yang terkenal sakti dan banyak dibuat tiruannya. Keduanya memiliki pembawaan yang teduh, tidak angker. Tetapi dibalik keteduhan itu terkandung suatu energi gaib yang tajam yang siap menembus pertahanan perisai gaib lawan, apalagi bila ujung kerisnya diarahkan kepada seseorang.
Awalnya Keris Sengkelat luk 11 memang membingungkan banyak orang karena tidak sesuai dengan kebiasaan / pakem keris yang umum. Selain karena jumlah luk-nya yang 11, keris ini juga berwarna hitam gelap, tidak mengkilat dan tidak berpamor (keleng). Namun karena kesaktiannya yang sangat tinggi, keris ini kemudian banyak dibuat turunannya / tiruannya (tetiron), yaitu yang disebut keris-keris berdapur sengkelat.

 Contoh Keris ber-luk 13.
Angka 13 dalam budaya jawa mempunyai makna yang jelek, yaitu kesialan, musibah atau malapetaka. Pembuatan keris ber-luk 13 dimaksudkan dengan kesaktian dan wibawa kekuasaannya keris itu menjadi penangkal kesialan atau tolak bala. Keris ber-luk 13 biasanya dibuat untuk tujuan kesaktian dan wibawa kekuasaan.

Contoh keris ber-luk 13 yang terkenal adalah keris Nagasasra yang bersifat penguasa, pengayom dan pelindung. Aura wibawa keris ini sangat kuat. Aura wibawanya menunjang kewibawaan pemiliknya supaya disujuti banyak orang dan wataknya sebagai pengayom dan pelindung akan selalu melindungi orang-orang yang berlindung kepadanya.

Keris Nagasasra dan Keris Sabuk Inten adalah sepasang keris yang menjadi lambang kebesaran kerajaan Majapahit. Dan ketika kerajaan Majapahit berakhir, pemerintahan berpindah ke kerajaan Demak, sepasang keris ini kemudian diboyong ke Demak dan dijadikan lambang kebesaran kerajaan Demak.
Kedua keris ini memiliki kesaktian yang setingkat dan sifat-sifat karakter kedua keris ini saling melengkapi. Pada masanya, banyak orang, terutama adalah para penguasa daerah, seperti kadipaten dan kabupaten, yang menginginkan memiliki sepasang keris tersebut, sehingga kemudian sepasang keris tersebut banyak dibuat keris-keris tiruannya, yaitu keris-keris berdapur nagasasra (atau berdapur naga), dan keris-keris berdapur sabuk inten.
Beberapa di antara keris-keris tiruan sepasang keris tersebut dibuat berdapur nagasasra tetapi ber luk 11, atau berdapur sabuk inten tetapi ber luk 13.  Sengaja dibuat demikian oleh empunya dengan tujuan untuk menggambarkan bahwa keris yang hanya sebuah itu karakter gaibnya sama dengan perpaduan karakter sepasang keris nagasasra dan sabuk inten.

Keris-Keris ber-luk lebih dari 13.

Mengenai keris-keris ber-luk lebih dari 13, Penulis tidak menemukan makna tertentu dari maksud pembuatannya yang dapat dikategorikan secara seragam. Jadi tidak ada maksud spiritual tertentu dalam pembuatannya yang bisa dijadikan patokan untuk menilai secara umum keris-keris ber-luk lebih dari 13. Mungkin jenis keris-keris ini sengaja dibuat bentuknya demikian sebagai variasi dari keris-keris yang sudah ada.
Kebanyakan keris-keris jenis ini dalam penggunaannya lebih banyak dijadikan sebagai keris simpanan saja, hanya menjadi koleksi perbendaharaan pusaka, apalagi yang panjang kerisnya lebih dari 1 meter, yang kebanyakan tujuan pembuatannya adalah untuk menjadi benda souvenir atau hadiah / persembahan kepada kerajaan sahabat (Keris Ageman).

Dalam kategori keris lurus di atas termasuk juga pusaka lain yang bentuknya tidak mirip keris tetapi sering disebut sebagai keris, seperti keris dapur banyak angrem, keris dapur semaran atau keris yang berbentuk gunungan. Keris-keris tersebut biasanya bentuk dan ukurannya kecil / tanggung. Selain itu juga banyak keris-keris lain, yang lurus maupun yang ber-luk, yang bentuk ukurannya kecil dan pendek seperti pisau, tidak sebanding ukurannya dengan keris-keris yang umum.

Share this article :
 
Support : Creating Website | Ahli Spiritual | Benda Bertuah
Copyright © 2011. PUSAKA AMPUH CAKRA ALAM | PEMAHARAN BENDA BERTUAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mustika Bertuah
Proudly powered by Blogger